Rabu, 13 Februari 2008

Presiden Izinkan Ekspor Indonesia Beralih ke Cina


kamis 14 februari 2008
JAKARTA (RP)- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengizinkan pengusaha mengalihkan tujuan ekspor dari Amerika Serikat yang sedang mengalami resesi ekonomi ke Cina. Hal itu dilakukan untuk mengejar target pertumbuhan ekspor tahun ini sebesar 14,5 persen.

“Perkembangan ekonomi dunia tidak equal (sama), seperti halnya Amerika Serikat yang barangkali mengalami resesi (saat ini),” kata SBY usai rapat koordinasi terbatas (Rakortas) kabinet di Departemen Perdagangan kemarin (13/2).

Resesi ekonomi berpotensi menurunkan ekspor Indonesia ke AS. Karena itu, menurut SBY, tidak tertutup kemungkinan ada peluang-peluang baru di negara lain (sebagai tujuan ekspor). Sebagai contoh, perdagangan Indonesia dengan Republik Rakyat Cina (RRC) yang tumbuh pesat. Untuk itu, perlu dicari peluang yang lebih besar untuk meningkatkan ekspor ke RRC. “Kita akan proaktif untuk mensubstitusi peluang baru di negara lain di pasar global,” ungkapnya.

SBY mengakui, pertumbuhan ekspor Indonesia pada 2007 banyak ditolong oleh kenaikan harga komoditas di tingkat dunia. Namun, dia berharap hal itu tidak menghilangkan peluang meningkatkan volume ekspor. Departemen Perdagangan (Depdag) diminta tetap fokus meningkatkan volume ekspor dengan ekspektasi perkembangan harga yang ada.

Menanggapi kemungkinan harga dunia turun, SBY membantah. “Tahun ini belum ada tanda-tanda harga dunia cepat turun, sehingga ekspor komoditas kita tetap aman,” tegasnya.

Menurut SBY, perlambatan ekonomi global berdampak pada tingkat nasional yang akhirnya mengganggu perdagangan. Untuk itu, pihaknya berharap nilai tukar rupiah bisa dijaga dalam tingkat yang pas buat eksporter dan importer. Selain itu, banyak hal yang harus diperbaiki di dalam negeri. Misalnya, high cost economy, prosedur yang bertele-tele maupun penyimpangan di pusat maupun daerah. “Banyak yang harus terus diperbaiki agar kita tidak merugi di negeri sendiri,” ujarnya.

Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu menegaskan, target ekspor 2008 tetap dipertahankan pada angka 14,5 persen. Target itu sudah memperhitungkan rencana revisi pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6 hingga 6,8 persen, laju inflasi 6-7 persen, dan pertumbuhan investasi 12-16 persen.(wir/tom/jpnn)

Tidak ada komentar: