Rabu, 13 Februari 2008

Pasca-Kudeta Berdarah dan Penembakan Presiden Ramos Horta


Kamis, 14 Pebruari 2008
Kini, 18 Nama Jadi Buronan ”Nomor 1”
Pemerintah Timor Leste resmi menetapkan tersangka utama percobaan pembunuhan terhadap Presiden Jose Ramos Horta dan PM Xanana Gusmao. Para tersangka utama itu sebanyak 18 orang dan semuanya saat ini dijadikan buronan ”Nomor 1” Laporan JPNN, Dili

Penetapan nama-nama buronan ”Nomor 1” itu dikeluarkan oleh Jaksa Agung Timor Leste Longinus Monteiro, Rabu (13/2) disertai dengan surat perintah penangkapan terhadap 18 nama anak buah Alfredo Alves Reinado yang kini berkeliaran di hutan.

Meskipun tidak memublikasikan 18 nama itu, dipastikan nama Lettu Gastao Salsinha, desertir angkatan bersenjata Timor Leste (F-FDTL) pada 2006 dan Sersan Polisi Amaro alias Susar masuk dalam daftar buron nomor satu Timor Leste itu. Keduanya diketahui menjadi pemimpin regu, bersama Alfredo saat penyerangan Senin (11/2) pagi. ‘’Orang-orang inilah yang diduga kuat melakukan penyerangan terhadap presiden dan perdana menteri,’’ kata Longinus di Dili. Dia berjanji membeberkan semua nama buron itu segera. Longinus menambahkan nama-nama para tersangka tidak bisa diberi tahu sebelum pengadilan mengizinkannya.

Sesuai perkembangan penyelidikan, Longinus mengatakan jumlah tersangka bisa saja bertambah banyak. ‘’Jumlah 18 ini mungkin saja bertambah, tergantung pada kemajuan kasus,” katanya. Longinus mengatakan, saat ini pihaknya mengumpulkan bukti-bukti di lokasi penyerangan. Termasuk barang bukti berupa dua mobil jenis land Cruiser dan Pajero, yang dipakai gerombolan Alfredo menyerang kediaman presiden.

Soal pemakaman jenazah Alfredo (42), dan anak buahnya Leopoldino Barros (26), kemarin sempat terjadi tarik ulur antara pihak keluarga dan otoritas Timor Leste. Pihak keluarga menuntut jenazah keduanya dikuburkan bersama di Maubisse, 60 km arah selatan Dili. Namun, pihak pemerintah lewat Perdana Menteri Xanana Gusmao meminta Alfredo dan Leopoldino di kubur di Dili.Sempat muncul kabar kabar bahwa anak buah Alfredo bakal merebut jazad sang komandan untuk diarak keliling kota Dili sebelum dikuburkan.

Suasana tegang antara pihak keluarga yang diwakili Victor Alves, ayah angkat Alfredo dan pemerintah mencair setelah terjadi dialog di gedung PM sekitar satu jam. Dengan pertimbangan keamanan, pihak keluarga Alfredo dan Leopoldino sepakat menguburkan dua jasad itu di samping rumah bapak angkatnya di Kawasan Marconi, Kampung Alor, Dili Barat.

Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao dalam keterangan pers siang kemarin mengatakan, Victor Alves telah berbicara dengan pemerintah untuk melakukan secara bersama-sama penguburan Mayor Alfredo. Dan, pemerintah sangat berterima kasih kepada Victor Alves yang telah memberikan konstribusi untuk keamanan dan menghimbau kepada pemuda, terutama pendukung Alfredo agar saling menghormati.

Pemerintah menyanggapi permintaan keluarga untuk menguburkan Alfredo hari ini. Alasan mereka memberikan satu malam kepada keluarga untuk melakukan misa memberikan penghormatan terakhir. ‘’Kami akan memberikan keamanan dari rumah sakit sampai di rumah duka hingga penguburan,’’ ujar Xanana. Pengamanan untuk upacara pemakaman itu, kata Xanana, bukan untuk menghalangi sanak keluarga untuk pergi ke rumah duka, namun menjamin agar proses pemakaman Alfredo berjalan dengan baik.

Sementara usai bertemu PM, Victor Alves membantah rumor bahwa jasad yang diserahkan pemerintah itu bukan Alfredo. ‘’Saya orang tuanya sehingga sudah mengenal bahwa yang mati itu Alfredo. Alfredo sudah meninggal, semuanya sudah selesai. Jangan lagi menimbulkan masalah baru,’’ tegasnya.

Seusai bertemu Xanana, Victor Alves, bersama istri Leopoldino mendatangi RS Nasional untuk menjemput dua jenasah itu. Jenazah Alfredo dan leopoldino langsung diserahkan kepala RS Nacional Antonio Caleres Junior dan Komandan UIR (Unidade Intervencao Rapida) Amandio Belo langsung kepada Victor Alves.

Saat jazad Alfredo Alves Reinado dan Leopoldino Barros tiba di kediaman Victor Alves di Marconi, Kampung Alor Dili Barat pukul 16.30 Waktu timor Leste, suasana haru biru. Hujan tangis tak terelakan. Wanita, orang tua maupun ratusan pemuda meraung-raung memanggil nama sang pemimpin itu. Mereka menyebut sosok yang tewas Senin lalu itu sebagai tokoh revolusioner.

Begitu peti mati kedua jazad yang dibaringkan berdampingan itu dibuka, mereka serentak meneriakan kalimat viva Alfredo. ‘’o nia isin mak mate, o nia klamar sei moris (badan mu mati tapi jiwa tetap hidup bersama kami, red,’’.

Pengawalan kedua jenazah tersebut sangat ketat. Selain melibatkan satuan elit polisi UIR, juga pasukan GNR asal Portugal. Sementara tentara Timor Leste (F-FDTL) hanya berjaga di Rumah Sakit Nacional Guido Valadares Bidau. Dua satuan itulah yang menjaga kedua jenazah sampai dikuburkan hari ini. Beberapa ruas jalan yang dilewati dua jenazah itu pun dijaga ketat. Para pemuda di kediama Victor Alves juga memegang spanduk berisi foto Alfredo berukuran satu kali dua meter.

Isteri Xanana Menghilang
Menyusul kasus peryerangan bersenjata terhadap suaminya, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, Kirsty Sword, wanita kelahiran Australia yang dinikahi Xanana tahun 2000 itu kini ‘’menghilang’’ dari Dili. Sejak dievakuasi dari kediamannya di Laulara, Senin (11/2) lalu beberapa saat setelah suaminya disergap kelompok tentara desertir pimpinan Lettu Gastao Salsinha, Kirsty bersama tiga anaknya hasil perkawinan dengan Xanan tidak diketahui keberadaannya.

Informasi yang berkembang di Dili, bahwa Kirsty dan tiga anaknya diamankan sementara di Palacio do Governo (Kantor Perdana Menteri, Red) tapi hal itu belum mendapat konfirmasi resmi. Saat Jawa Pos berusaha mengecek di tempat itu tidak diperoleh informasi soal keberaaan first lady Timor Leste itu (smh/jus/kim/jpnn)

Tidak ada komentar: